Sabtu, 18 Agustus 2018

Ngalap Berkah Bersama Tetangga




~ Kajian hadits
Ngalap Berkah Bersama Tetangga

]عن أبي هريرة رضي الله عنه أن رسول الله صلى الله عليه و سلّم قال:......وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَ اليَوْمِ الاَخِرِ فَاليُكْرِمْ جَارَهُ[...... (رواه البخارى و مسلم)
“...Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah ia memuliakan tetangganya...” (H.R. Bukhari dan Muslim)

Sebagaimana kita ketahui, manusia adalah makhluk sosial. Dimana dalam fitrohnya sebagai manusia pastilah satu sama lain saling membutuhkan. Di dalam skema kehidupan ini, manusia akan mengalami beragam jalan yang berbeda-beda dalam skenario yang telah Allah ta’ala tetapkan. Oleh karennya Islam telah mensyari’atkan adanya adab terhadap sesama manusia secara umum dan adab terhadap tetangga khususnya. Agar terjadi sebuah keajaiban berkah dalam bermasyarakat dengan mu’amalah yang teratur.
 Tetangga adalah manusia terdekat dari manusia-manusia yang ada disekeliling kita. Dan islam menghendaki hubungan sosial ini agar dibangun diatas dasar perdamaian dan prinsip yang kokoh. Hadits diatas menerangkan bahwa Nabi sallallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda mengenai pentingnya beradab dan memuliakan  tetangga, sehingga Nabi menegaskan dengan lafald “barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir”. Ini menunjukkan sebuah ta’kid penjelasan bahwa hal ini sangatlah penting. Adapun hal-hal yang berkaitan dengan adab kepada tetangga sebagai berikut:
Pertama, hendaklah kita menjaga etika dalam berbicara baik dengan tetangga maupun masyarakat secara umumnya.
وَ الذِيْنَ هُمْ عَنِ اللَغْوِ مُعْرِضُوْنَ (3)
" dan hendaklah orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan yang tiada berguna” (Qs. Al-Mu’minun [23]:3)
Kedua, membatu tetangga dan berwasiat dengannya.  Berbuat baik dan memuliakan tetangga merupakan perintah islam, bahkan menolong tetangga dalam islam memiliki derajat yang tinggi. Sebagaimana riwayat imam bukhari, dari aisyah radhiyallahu ‘anha ia berkata : Rasulullah sallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “ malaikat jibril senantiasa berpesan kepadaku (untuk selalu berbuat baik) kepada tetangga sehingga aku mengira bahwa tetangga itu akan mewarisinya.” Yaitu aku mengira bahwasanya bagi tetangga ada bagian dari warisannya karena telah banyak membantuku.
Ketiga, menyakiti tetangga menunjukkan lemahnya iman dan sebab kehancuran. Dalam riwayat bukhari dari abu syuraih radhiyallahu anhu dari Nabi sallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “ demi Allah, tidak beriman!, demi Allah, tidak beriman!, demi Allah, tidak beriman!”  ditayakan wahai rasulullah siapa dia? Rasulullah sallallahu ‘alaihi wasallam menjawab:
مَنْ لَا يَأْمَنُ جَارَهُ بِوَائِقِهِ
“Orang yang tetangganya tidak merasa aman dari gangguannya”
Keempat, diantara jalan kebaikan pada tetangga ialah membantu memenuhi kebutuhannya, membantu dan memberikan manfaat bagi tetangga, memberikan hadiah pada tetangga walaupun tidak ada momentum tertentu dan masih banyak lagi.
Dari referensi diatas bisa disimpulkan bahwa tetangga adalah sumber keberkahan. Karena jika dalam mu’amalah harian kita dengan tetangga baik-baik saja kabarnya, maka semakin baik pula tingkatan akhlak kita. Sehingga kita akan mendapatkan keberkahan dari Allah melalui perbuatan baik kita kepada tetangga. Semoga Allah senantiasa menunjuki kejalan yang diridhoiNya. Aamiin. [uswah]
Referensi
·         Kitab Al Wafi (Syarh Hadits Arba’in An-Nawawi)

·         Syarhul Arba’in An Nawawi 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar