~ Kajian hadits
Ngalap Berkah Bersama Tetangga
]عن أبي هريرة
رضي الله عنه أن رسول الله صلى الله عليه و سلّم قال:......وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ
بِاللهِ وَ اليَوْمِ الاَخِرِ فَاليُكْرِمْ جَارَهُ[......
(رواه البخارى و مسلم)
“...Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir
hendaklah ia memuliakan tetangganya...” (H.R. Bukhari dan Muslim)
Sebagaimana kita ketahui, manusia adalah
makhluk sosial. Dimana dalam fitrohnya sebagai manusia pastilah satu sama lain saling
membutuhkan. Di dalam skema kehidupan ini, manusia akan mengalami beragam jalan
yang berbeda-beda dalam skenario yang telah Allah ta’ala tetapkan. Oleh
karennya Islam telah mensyari’atkan adanya adab terhadap sesama manusia secara
umum dan adab terhadap tetangga khususnya. Agar terjadi sebuah keajaiban berkah
dalam bermasyarakat dengan mu’amalah yang teratur.
Tetangga
adalah manusia terdekat dari manusia-manusia yang ada disekeliling kita. Dan
islam menghendaki hubungan sosial ini agar dibangun diatas dasar perdamaian dan
prinsip yang kokoh. Hadits diatas menerangkan bahwa Nabi sallallahu ‘alaihi
wasallam pernah bersabda mengenai pentingnya beradab dan memuliakan tetangga, sehingga Nabi menegaskan dengan
lafald “barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir”. Ini menunjukkan
sebuah ta’kid penjelasan bahwa hal ini sangatlah penting. Adapun hal-hal yang berkaitan
dengan adab kepada tetangga sebagai berikut:
Pertama, hendaklah kita menjaga etika dalam
berbicara baik dengan tetangga maupun masyarakat secara umumnya.
وَ الذِيْنَ هُمْ عَنِ اللَغْوِ مُعْرِضُوْنَ (3)
" dan
hendaklah orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan yang
tiada berguna” (Qs. Al-Mu’minun [23]:3)
Kedua, membatu tetangga dan berwasiat
dengannya. Berbuat baik dan memuliakan
tetangga merupakan perintah islam, bahkan menolong tetangga dalam islam
memiliki derajat yang tinggi. Sebagaimana riwayat imam bukhari, dari aisyah
radhiyallahu ‘anha ia berkata : Rasulullah sallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda: “ malaikat jibril senantiasa berpesan kepadaku (untuk selalu berbuat
baik) kepada tetangga sehingga aku mengira bahwa tetangga itu akan
mewarisinya.” Yaitu aku mengira bahwasanya bagi tetangga ada bagian dari
warisannya karena telah banyak membantuku.
Ketiga, menyakiti tetangga menunjukkan
lemahnya iman dan sebab kehancuran. Dalam riwayat bukhari dari abu syuraih
radhiyallahu anhu dari Nabi sallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “ demi
Allah, tidak beriman!, demi Allah, tidak beriman!, demi Allah, tidak
beriman!” ditayakan wahai rasulullah
siapa dia? Rasulullah sallallahu ‘alaihi wasallam menjawab:
مَنْ لَا يَأْمَنُ جَارَهُ بِوَائِقِهِ
“Orang yang tetangganya tidak merasa aman dari gangguannya”
Keempat, diantara jalan kebaikan pada tetangga
ialah membantu memenuhi kebutuhannya, membantu dan memberikan manfaat bagi
tetangga, memberikan hadiah pada tetangga walaupun tidak ada momentum tertentu
dan masih banyak lagi.
Dari referensi diatas bisa disimpulkan bahwa
tetangga adalah sumber keberkahan. Karena jika dalam mu’amalah harian kita
dengan tetangga baik-baik saja kabarnya, maka semakin baik pula tingkatan akhlak
kita. Sehingga kita akan mendapatkan keberkahan dari Allah melalui perbuatan
baik kita kepada tetangga. Semoga Allah senantiasa menunjuki kejalan yang
diridhoiNya. Aamiin. [uswah]
Referensi
·
Kitab Al Wafi (Syarh Hadits Arba’in An-Nawawi)
·
Syarhul Arba’in An Nawawi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar