Sabtu, 18 Agustus 2018

Sujud Sahwi Menurut Imam Syafi’i



Sujud Sahwi Menurut Imam Syafi’i

Disebutkan  dalam kitab At Tahdib sebuah hadits, diriwayatkan dari Abi Sa’id Al Khudri beliau berkata bahwa Rasulullah sallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Apabila ada seseorang diantara kalian yang ragu dalam sholatnya, kalian tidak tahu sudah sholat tiga rakaat atau empat, maka hilangkanlah keragu-raguan tersebut dan yakinkanlah dengan apa yang kamu pegang, kemudian sujudlah dengan dua kali sujud sebelum salam”.(HR.Muslim)
Sahwi dalam bahasa : lupa akan sesuatu, dan lalai dengannya.[1] Banyak hadits-hadits yang mensyare’atkan adanya sujud sahwi dalam sholat, ulama telah bersepakat dengan diadakannya sujud sahwi dalam sholat.[2] Ini menunjukkan bahwa sujud sahwi dihukumi sebagai sunnah dan disyare’atkan. Apabila seseorang sholat dengan lima rakaat hendaknya melakukan dua sujud,dan jika dia sholat dengan sempurna yaitu empat rakaat maka hal tersebut sebagai penghinaan untuk syaiton.
Sedang as syaq atau ragu dalam sholat terbagi menjadi dua :
o   Ragu pada awal sholat, apakah dia sudah sholat atau belum sholat. Jika aslinya belum sholat maka hendaklah ia sholat.
o   Ragu didalam mengerjakan sholat, seperti ragu bahwa ia telah sholat tiga rakaat, atau empat rakaat. Hendaklah ia meluruskan keyakinannya terlebih dahulu, kemudian memikirkannya dengan keteguhan. Jika ia sholat dengan tiga rakaat, hendaklah menyempurnakan rakaat yang tertinggal, kemudian sujud diakhir sholatnya dengan dua sujud sahwi dan tidaklah mendahulukan perasaan dari pada keyakinan.[3]

Dalam kitab Al Um disebutkan imam Syafi’i berkata “ Dan barang siapa yang ragu dalam sholatnya dan tidak tahu apakah tiga rakaat atau empat rakaat, maka hendaklah ia membangun atas keyakinannya seperti halnya Rasulullha sallahu ‘alaihi wa sallam jika kosong dari sholat beliau setelah tasyahud akhir beliau sujud dengan dua kali sujud untuk sahwi sebelum salam”.
            Dengan ini telah dinaskan dalam bab tasyahud dan shalawat atas nabi sallallahu ‘alaihi wa sallam beliau imam Syafi’i bersabda “Barang siapa meninggalkan tasyahud awal dan shalawat atas nabi pada tasyahud awal karena ragu maka tidak diharuskan mengulang sholatnya dan hendaklah sujud sahwi dua kali karena meninggalkannya (tasyahud awal dan shalawat atas nabi).”
            Imam Syafi’i berkata dan jika engkau lupa diantara dua tasyahud Rasulullah telah mencontohkan bahwa beliau berdiri pada tasyahud awal dan beliau belum duduk tasyahud, maka beliau sujud sahwi “.[4] Beliau imam Syafi’i menambahkan “Dengan ini kami menyebutkan jika seseorang meninggalkan tasyahud awal didalam sholat maka tidak diharuskan untuk mengulang sholatnya, begitu pula jika seseorang ingin berdiri ketika duduk tasyahud awal kemudian ia ingat lalu seketikaia duduk (belum jadi berdiri) maka tidak harus sujud sahwi. Dan jika ia ingat setelah berdiri kemudian ia duduk padahal ia sudah berada diantara duduk dan berdiri tegak maka hendaklah ia sujud sahwi. Jika ia berdiri dari duduk tasyahud akhir kemudian kembali duduk untuk tasyahud maka ia harus sujud dengan dua sujud sahwi”. [5]
            Imam Syafi’i mengatakan bahwa setiap sujud sahwi sebelum salam menurut kami baik dalam tambahan dan pengurangan merupakan penghapus dan akhir dari dua perkara. Dan beliau mengatakan dalam qoulul qodim maka barang siapa sujud sebelum salam maka ia telah mengganti tasyahud awal yang ia tinggalkan walaupun ia sujud sahwi setelah salam.[6]
Dalam kitab Al Wajiz milik Dr. Wahbah Az Zuhaili beliau menyebutkan bahwa sujud sahwi wajib menurut pendapat madzhab Hanafi dan sunnah menurut selainnya yaitu Syafi’i, Maliki dan Hanabil. Sedang dalil adanya pensyari’atan sujud sahwi disebutkan sebuah hadits :
حديث ابي سعيد الخدري:" اذا شك احدكم في صلاته,فلم يدر صلى ثلاثا ام اربعا,فليطرح الشك,وليبن على ما استيقن,ثم يسجد سجد تين قبل ان يسلم,فان كان صلى خمسا شفعن له صلاته,وان كان صلى اتماما,كانتا ترغيما للشيطان "  (رواه الجماعة الا الترمذي).
Dari Abi Sa’id Al Khudri radhiyallahu ‘anhu berkata: “Apabila seseorang ragu dalam sholatnya dan tidak tahu apakah tiga rakaat atau empat rakaat, hendaklah ia meninggalkan keragu-raguan tersebut dan membangun atas keyakinannya, kemudian ia sujud dengan dua kali sujud untuk sahwi sebelum salam. Apabila ia sholat dengan lima rakaat, maka ia telah menggenapkan. Namun apabila ia sholat dengan sempurna, maka ia telah menghinakan syaiton ” (Diriwayatkan secara jama’ah kecuali Tirmidzi).

            Dan menurut Syafi’iyah sebab-sebab sujud sahwi dikarenakan telah meninggalkan salah satu bagian dari sholat yang enam, yaitu:
a)      Tasyahud awal
b)      Duduk tasyahud awal
c)      Qunut subuh dan akhir witir pada pertengahan kedua dri bulan ramadhan
d)     Berdiri ketika qunut
e)      Shalawat atas nabi sallahu ‘alaihi wa sallam pada tasyahud awal
f)       Shalawat atas keluarga nabi pada tasyahud akhir.[7]
Sujud sahwi menurut Syafi’iyah dilakukan sebelum salam. Sedang sifat-sifat sujud sahwi disimpulkan oleh Dr. Wahbah Az Zuhaili bahwa sujud sahwi berbilang dua sujud seperti sujud pada sholat umunya, dan bertasbih sebagai halnya tasbih pada sujud ini. Atau ia mengucapkan “subhanallah man la yanaamu wa laa yansa wa la yashu”. Dan sahwinya seorang imam sahwinya makmum pula.[8]




[1] At Tahdib : 181
[2] Ibid : 183
[3] Ibid : 184
[4] Ibid : 145
[5] Ibid : 146
[6] Ibid : 148
[7] Al Wajiz, Dr. Wahbah Az Zuhaili : 210
[8]  Ibid

Tidak ada komentar:

Posting Komentar